15 Jan 2012

Gua Hira , Salah Satu Tujuan Ziarah

Salah satu tempat ziarah yang diburu para jamaah haji adalah gua Hira di Jabal Nur. Mereka berebut masuk ke dalam gua hira yang sangat sempit itu. Fajar juga belum muncul. Azan subuh masih akan berkumandang 1 jam lagi. Tapi, sejumlah jamaah haji nekat mendaki gunung berbatu menembus hembusan angin dingin kota Makkah. Dia

ntara mereka tampak jamaah haji dari Pakistan dan Turki yang berbadan besar, juga jamaah haji asal Indonesia yang berbadan lebih kecil. Sejak pukul 04.30 Waktu Arab Saudi (WAS), barisan orang yang mendaki gunung itu sudah terlihat. Mereka ingin salat subuh di atas
gunung itu. Ketika hari makin siang, maka bertambah banyaklah orang-orang yang mendaki gunung ini. Nama gunung itu, Jabal Nur, yang berarti ‘Gunung Cahaya’. Gunung ini terletak 6 km sebelah utara Masjidil Haram. Di lima meter bawah puncak gunung terdapat gua Hira.

Di gua inilah, berabad-abad lalu, Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu pertama, yaitu surat Al Alaq ayat 1-5. Gua Hira inilah yang dijadikan rebutan para peziarah.. Untuk menuju puncak gunung, seseorang rata-rata memerlukan waktu selama 1 jam dari dasar gunung. Medannya cukup sulit. Tidak ada titian tangga yang teratur dari dasar tan
gga, seperti yang ada di Jabal Rahmah. Para peziarah harus mendaki melewati batu-batu terjal. Harus ekstra hati-hati! Jalan bertangga hanya ditemukan setelah 3/4 perjalanan. Menjelang puncak gunung, peziarah bisa mendaki dengan sedikit agak santai. Saat ini, di samping gua itu terdapat tulisan ‘Ghor Khira’ berwarna merah yang berarti Gua Hira. Di atas tulisan itu juga dituliskan dua ayat awal surat Al Alaq dengan cat warna hijau. Gua Hira terletak persis di samping tulisan itu. Untuk mencapai gua Hira, peziarah harus turun sedikit dari puncak gunung, sekitar 5 meter saja. Namun, medannya cukup sulit, karena harus melewati batu-batu besar. Hanya sebagian besar peziarah laki-laki saja yang bisa sampai ke gua itu, meski sejumlah jamaah perempuan juga ada yang nekat. Ada jamaah yang ingin melakukan salat di atas gunung. Ada jamaah yang ingin merasakan seberapa berat perjalanan Rasulullah ke puncak gunung itu. Dan ada juga yang hanya penasaran dengan gunung yang selalu jadi rebutan peziarah ini. Sebenarnya, pemerintah Arab Saudi tidak menganjurkan para peziarah untuk mendaki gunung ini. Ini terlihat pada papan pengumuman pemerintah Arab Saudi di jalan masuk menuju gunung. Imbauan ini ditulis dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Indonesia.

“Saudara kaum muslim yang berbahagia: Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan kita untuk naik ke atas gunung ini, begitu pula salat, mengusap batunya, mengikat pohon-pohonnya, dan mengambil tanah, batu, dan pohonnya. Dan kebaikan adalah dengan mengikuti sunah Nabi SAW, maka janganlah Anda menyalahinya”.

Meski ada larangan ini, namun peziarah tidak mempedulikannya. Bahkan, seperti kebiasaan tahun lalu, semakin mendekati pelaksanaan ibadah haji, maka Jabal Nur ini akan semakin ramai diserbu oleh para peziarah

0 komentar:

Posting Komentar